Daftar Blog Saya

Minggu, 30 Oktober 2011

Motivasi




Oleh : S O E M A R N O
(Widyaiswara LPMP Maluku)

 
PENTINGNYA MOTIVASI DALAM
 PROSES PEMBELAJARAN


 







Motivasi merupakan satu di antara ilmu-ilmu pendidikan yang harus dikuasai oleh pendidik, di samping metode, strategi, model, media, penilaian, landasan pendidikan, sikologi pendidikan dan kurikulum. Kendatipun motivasi dalam RPP hanya terdapat dalam langkah–langkah pembelajaran namun merupakan ’vitamin’ pelangkap dalam mendidik.

Pengertian
Motivasi berasal dari Bahasa Inggris ”motivation” yang berarti ”dorongan”. Kata  kerjanya adalah to motivate yang berarti mendorong, menyebabkan dan merangsang.  
          Perkataan motivasi berpangkal dari kata motiv, yang diartikan  sebagai daya upaya yang mendorong seseorang  untuk melakukan sesuatu atau dapat juga dikatakan sebagai daya penggerak  dari dalam subjek  untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai tujuan
          Motivasi merupakan tenaga dari dalam diri individu atau manusia yang mendorongnya untuk bertindak, serta proses yang berlangsung dalam diri seseorang untuk bertindak. Motivasi menyangkut reaksi  berantai yaitu dimulai dari keinginan yang dirasakan, lalu timbul keinginan atau sasaran yang hendak dicapai,  kemudian menyebabkan usaha untuk mencapai tujuan yang berakhir dengan pemuasan
          Istilah motivasi banyak digunakan dalam berbagai bidang dan situasi,  namun dalam tulisan ini lebih diarahkan pada motivasi dalam bidang pendidikan khususnya dalam kegiatan belajar mengajar.
          Dalam kegiatan belajar mengajar, dikenal adanya motivasi belajar yaitu:  motivasi yang diterapkan dalam kegiatan belajar.  Jadi motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak  psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar itu demi mencapai satu tujuan dengan menciptakan kondisi sedemikian rupa  sehingga anak itu mau melakukan apa yang dilakukan. Ini merupakan usaha yang disadari oleh pihak guru untuk menimbulkan motif-motif pada diri murid yang menunjang kegiatan ke arah tujuan–tujuan  belajar.

Jenis-jenis motivasi
Motivasi dapat dibedakan atas motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri individu, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar individu.
          Motivasi belajar secara instrinsik sebenarnya telah ada di dalam diri manusia,  yang memandang bahwa segala tindakan manusia, termasuk belajar, adalah karena terdapatnya tanggung jawab internal pada diri manusia itu. Manusia dalam sudut pandang teori ini, mamang termasuk mahluk yang baik, tinggi tanggung jawabnya, suka bekerja termasuk belajar, tinggi militansi kerja atau belajarnya, dan selalu inggin berprestasi.
          Sungguhpun demikian, rekayasa lingkungan perlu diberikan agar seseorang tetap belajar. Rekayasa  lingkungan antara  lain dapat berupa motivasi ekstrinsik. Hal ini perlu diberikan karena seseorang tidak senantiasa berada dalam keadaan menetap. Melemahnya motivasi intrinsik perlu dikatrol dengan mengunakan motivasi ekstrinsik .

Ciri motivasi dalam pembelajaran
Ada beberapa ciri siswa yang mempunyai motivasi belajar yang sangat tinggi.  Ini dapat melalui proses belajar mengajar di kelas, seperti:
a.       Tertarik kepada guru.
b.      Tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan
c.       Mempunyai antosias yang tinggi serta mengendalikan perhatiannya terutama kepada guru.
d.      Ingin selalu bergabung dalam kelompok kelas
e.       Ingin identitas dirinya diakui oleh orang lain
f.        Tindakan, kebiasaan, dan moralnya selalu dalam kontrol diri
g.      Selalu mengingat  pelajaran dan mempelajarinya kembali
h.      Selalu terkontrol oleh lingkungan
Terlepas dari ciri-ciri motivasi di atas, ada beberapa ciri motivasi yang ada pada diri seseorang adalah sebagai berikut:
“Tekun dalam menghadapi tugas atau dapat bekerja secara terus menerus dalam waktu lama, ulet menghadapi kesulitan dan tidak muda putus asa, tak cepat puas atas prestasi yang diperoleh, menunjukan minat yang besar terhadap masalah-masalah belajar, lebih suka belajar sendiri, tidak cepat bosan dengan tugas-tugas rutin,  dapat mempertahankan pendapatnya, dan senang mencari dan memecahkan masalah.”

Faktor-faktor  yang mempengaruhi motivasi belajar
           Sebagaimana yang disebutkan pada bagian depan, bahwa motivasi sangat krusial dalam belajar dan pembelajaran. Akan tetapi motivasi belajar tersebut juga dipengaruhi oleh banyak faktor. Adapun faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Ciri-ciri  Pembelajaran
          Setiap manusia senantiasa mempunyai ciri-ciri tertentu dalam hidupnya, termasuk pembelajaran, yang senantiasa ia kejar dan ia perjuangkan. Bahkan tidak jarang meskipun rintangan yang ditemui sangat banyak tetapi tetap berusaha semaksimal mungkin untuk dapat mencapai apa yang ia cita-citakan.
2.      Kemampuan Pembelajaran
          Kemampuan manusia satu dan lainnya tidaklah sama. Menuntun seseorang sebagai mana orang lain dari bingkai penglihatan tidaklah dibenarkan. Sebab, orang yang mempunyai kemampuan yang rendah sangatlah sulit untuk menyerupai orang yang berkemampuan tinggi, begitu pula sebaliknya.
3.      Kondisi Pembelajaran
          Kondisi pembelajaran, baik yang bersifat fisik maupun psikis, sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar seseorang sebab apabila kondisi fisik seseorang dalam keadaan lelah, maka motivasi belajarnya  akan menurun, sedangkan apabila kondisi psikologis seseorang terganggung (stres), maka seseorang tidak bisa mengkonsentrasikan diri terhadap hal-hal yang dipelajari.
4.      Kondisi Lingkungan Pembelajaran.
          Sudah diketahui umum bahwa yang menentukan motivasi belajar seseorang, selain faktor individu juga faktor lingkungan, lebih-lebih lingkungan belajar. Sebab, individu secara sadar atau tidak, senantiasa tersosialisasi oleh lingkungannya.
5.      Unsur-Unsur Dinamis Belajar Pembelajaran
          Unsur-unsur dinamis belajar pembelajaran seperti: motivasi dan upaya memotivasi siswa untuk belajar, bahan belajar, alat bantu belajar, dan kondisi subjek belajar sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar seseorang.
6.      Upaya Guru Dalam Membelajarkan Pembelajaran
          Upaya guru dalam membelajarkan pembelajaran juga sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Guru yang sungguh-sungguh dan tinggi gairahnya dalam membelajarkan pembelajaran, akan menjadikan pembelajaran juga bergairah belajar.
          Jelaslah bahwa, dalam setiap usaha atau kegiatan manusia  dimana dan kapan saja, tak selamanya menempuh jalan mulus seperti yang diharapkan. Di satu sisi, manusia menginginkan suatu kesuksesan gemilang, namun di sisi lain harapan manusia selalu saja menemukan hambatan-hambatan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar, sangat banyak kendala-kendala atau hambatan-hambatan yang dihadapi guru dalam membelajarkan siswa.
          Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa banyak macam dan jenisnya. Untuk itu, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan guru guna meningkatkan motivasi belajar siswa, di antaranya adalah sebagai berikut:
1.    Mengoptimalkan penerapan prinsip-prinsip belajar
2.    Mengoptimalkan unsur-unsur dinamis pembelajaran
3.    Mengoptimalkan pemanfaatan/kemampuan yang telah dimiliki dalam belajar
4.    Mengembangkan cita-cita/aspirasi dalam relajar
Untuk itu kami menyarankan kepada guru agar berusaha:
a.    Mengaitkan materi pembelajaran dengan pengalaman siswa di luar lingkungan
b.    Menunjukan, menjelaskan  kepada siswa, mengapa suatu bidang studi dimasukkan antosiasme  dalam mengajarkan bidang studi yang dipegang dan mengunakan prosedur mengajar yang sehat.
c.    Mendorong siswa untuk  memandang belajar di sekolah sebagai suatu tugas yang harus tidak serba merekam, sehingga siswa mempunyai intensi untuk belajar dan menyelasaikan tugasnya dengan sebaik mungkin.
d.    Menciptakan iklim dan suasana dalam kelas yang sesuai dengan kebutuhan siswa untuk menghindari kegagalan.
e.    Memberitahukan hasil ulangan .
f.     Berpartisipasi dalam kegiatan ekstra kurikuler  guna meningkatkan hubungan kemanusiaan dengan siswa .
g.    Mengunakan bentuk-bentuk kompetensi yang sehat.
h.    Mengunakan intensif, baik berupa materi maupun nonmateri secara wajar. Demikian pula menggunakan  hukuman dan teguran secara wajar.

Fungsi motivasi dalam belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar sengat diperlukan adanya motivasi.  Hasil belajar akan menjadi optimal kalau ada motivasi. Makin  tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para sisiwa.
          Sehubungan dengan hal tersebut, ada tiga fungsi  motivasi sebagai berikut:
1.    Mendorong manusia untuk berbuat
2.    Menentukan arah perbuatannya, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai
3.    Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan.
Di samping itu, ada juga fungsi-fungsi lain seperti mendorong usaha dan pencapaian prestasi. Intensitas motivasi seseorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.





Pembelajaran


  1. KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN Dr. Oemar Hamalik PT Bumi Aksara Tahun 2008
  2. PROSES PENDIDIKAN
    • Proses pendidikan merupakan semua upaya yang harus dilakukan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dilihat dari segi pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyampaikan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang. Tingkat-tingkat tujuan pendidikan antara lain tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikulum, tujuan pembelajaran. Peserta didik ditinjau dari berbagai pendekatan antara lain pendekatan sosial, pendekatan psikologis, dan pendekatan edukatif/ pedagogis.
    • Tenaga kependidikan merupakan komponen yang penting dalam penyelenggaraan pendidikan yang bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan, dan memberikan pelayanan teknis dalam bidang pendidikan. Pendekatan baru dalam pengajaran : prinsip-prinsip belajar mengajar, aspek-aspek perkembangan peserta didik, menghormati individu peserta didik, perkembangan pribadi, metode dan teknik mengajar, konsep masalah disiplin, pengukuran dan evaluasi, penggunaan alat-alat audio visual.
  3. REPLEKSI PROSES PENDIDIKAN
    • Proses pendidikan jika diterapkan secara baik dan benar akan mencapai tujuan pendidikan yang kita harapkan sebab proses pendidikan merupakan pengembangan diri atau pengembangan sumber daya manusia yang dilihat dari segi pendidikan masing-masing manusia. Proses pendidikan dimulai dengan adanya peserta didik, pengertian pendidikan itu apa, tujuan pendidikan itu apa, prinsip - prinsip belajar mengajar, aspek-aspek perkembangan peserta didik, menghormati individu peserta didik, perkembangan pribadi, metode dan teknik mengajar, konsep masalah disiplin, pengukuran dan evaluasi, penggunaan alat-alat audio visual. Jika semuanya tersusun/ terprogram dengan rapih serta telah dicapai, maka proses pendidikan pun akan berjalan dengan lancar tanpa ada kendala apa pun yang menghambat yang menghambat proses pendidikan itu sendiri.
  4. DASAR PENGEMBANGAN KURIKULUM
    • Kurikulum memuat isi dan materi pelajaran, sebagai rencana pembelajaran, sebagai pengalaman belajar. Landasan pengembangan kurikulum antara lain filsafat dan tujuan pendidikan, keadaan lingkungan, kebutuhan pembangunan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Prinsip - prinsip pengembangan kurikulum terdiri dari berorientasi pada tujuan, relevansi dengan kebutuhan, efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaan, fleksibilitas, berkesinambungan, keterpaduan, dan bermutu.
    • Komponen - komponen pengembangan kurikulum : Tujuan kurikulum; Materi kurikulum terdiri dari teori, konsep, generalisasi, prinsip, prosedur, fakta, istilah, contoh dan illustrasi, definisi, preposisi; Metode merupakan cara untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikkulum; Organisasi kurikulum antara lain mata pelajaran terpisah, mata pelajaran berkolerasi, bidang studi, program yang berpusat pada anak, core program, dan electic program; Evaluasi kurikulum.
  5. REFLEKSI DASAR PENGEMBANGAN KURIKULUM
    • Dalam kegiatan belajar mengajar kita tidak serta merta atau melakukan proses pengajaran begitu saja tanpa mengetahui dasar pedoman pegangan sebab kita mengajar itu harus punya dasar sebagai pegangan, salah satunya adalah kurikulum. Kurikulum merupakan pedoman dasar proses pembelajaran yang memuat isi dan materi pelajaran, sebagai rencana pembelajaran, serta sebagai pengalaman belajar. Kurikulum dapat dikembangkan sesuai dengan keadaan sekolah yang bersangkutan. Tetapi pengembangan tersebut harus mematuhi beberapa tata cara pengembangannya, diantaranya landasan pengembangan, komponen pengembangan serta prinsip pengembangan. Itulah yang menjadi tolak ukur kita dalam melakukan pengembangan kurikulum serta dalam melakukan proses belajar mengajar.
  6. HAKIKAT BELAJAR
    • Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui iteraksi dengan lingkungannya. Belajar menurut psikologi klasik adalah suatu proses pengembangan dan latihan jiwa, belajar menurut psikologi daya adalah melatih daya-daya agar dapat berfungsi dengan baik, belajar menurut psikologi behavioristik adalah membentuk hubungan stimulus dengan latihan, belajar menurut psikologi kognitif adalah proses pusat otak atas struktur kognitif (fakta) dalam bentuk pemahaman dan pemecahan masalah, belajar menurut psikologi gestalt adalah akibat interaksi antara individu dengan lingkungan berdasarkan keseluruhan dan pemahaman.
    • Teori belajar Conectionisme menerangkan hubungan antara stimulus dengan respons. Hukum-hukum belajar antara lain hukum pengaruh, hukum latihan, dan hukum kesediaan. Ciri-ciri belajar diantaranya belajar berbeda dengan kematangan, belajar dibedakan dari perubahan fisik dan mental, dan ciri belajar yang hasilnya relative menetap. Unsur-unsur dinamis dalam proses belajar terdiri dari motivasi siswa, bahan belajar, alat bantu belajar, suasana belajar, kondisi subjek yang belajar.
  7. REFLEKSI HAKIKAT BELAJAR
    • Hakikat belajar disini menerangkan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku individu melalui iteraksi dengan lingkungannya, proses pengembangan dan latihan jiwa, melatih daya fikir kita agar berfungsi dengan baik, membentuk hubungan stimulus dengan latihan, bentuk pemahaman dan pemecahan masalah, serta interaksi antara individu dengan lingkungan berdasarkan keseluruhan dan pemahaman. Selain dari pengertian itu sendiri, belajar mempunyai beberapa hukum-hukum belajar, ciri-ciri belajar serta unsur - unsur dinamis belajar. Jika melihat secara nyata dan diterapkan dengan baik, maka penjelasan diatas mengenai hakikat belajar dalam kehidupan sehari-hari sudah terasa oleh kita semua dan mempunyai tingkat keunggulan yang sangat banyak.
  8. HAKIKAT PEMBELAJARAN
    • Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Teori - teori pembelajaran antara lain mengajar adalah upaya menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik di sekolah, mengajar adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan sekolah, pembelajaran adalah upaya mengorganisasi lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik, pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk menjadi warga masyarakat yang baik, pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa menghadapi masyarakat sehari-hari.
    • Ciri - ciri pembelajaran terdiri dari rencana, kesalingtergantungan, dan tujuan. Unsur-unsur pembelajaran yakni unsur dinamis pembelajaran pada diri guru antara lain motivasi membelajarkan siswa, kondisi guru siap membelajarkan siswa ; unsur pembelajaran konkruen dengan unsur belajar antara lain motivasi belajar, sumber bahan belajar, alat bantu belajar, suasana belajar, dan subjek belajar.
  9. REFLEKSI HAKIKAT PEMBELAJARAN
    • Jika kita melihat secara sepintas memang bagi kita pengertian hakikat belajar dan hakikat pembelajaran itu sama saja. Tetapi jika kita melihat penerapannya, antara hakikat belajar dan hakikat pembelajaran itu sangat berbeda. Hakikat belajar lebih menekankan kepada manfaat serta keuntungan belajar itu sendiri apa, tetapi jika hakikat pembelajaran lebih menekankan kepada unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran yang mendukung tercapainya pembelajaran. Jika hakikat belajar tidak didukung oleh hakikat pembelajaran, maka pembelajaran tidak akan bisa berjalan sesuai dengan harapan kita.
  10. TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
    • Komponen-komponen tujuan belajar terdiri dari tingkah laku terminal yaitu menentukan tingkah laku siswa setelah belajar, kondisi-kondisi tes, standar/ ukuran perilaku. Pentingnya tujuan belajar dan pembelajaran untuk menilai hasil pembelajaran, membimbing siswa belajar, merancang sistem pembelajaran, komunikasi dengan guru lain, mengontrol pelaksanaan dan keberhasilan program pembelajaran. Tujuan pembelajaran sebagai instrumen pengukuran untuk mengukur hasil pembelajaran, menentukan isi pelajaran dan metode mengajar
    • Klasifikasi tujuan pendidikan berdasarkan pendekatan langsung/ jangka panjang, jenis perilaku, dan sumber. Taksonomi tujuan pendidikan merupakan suatu kategorisasi tujuan pendidikan, umumnya digunakan sebagai dasar merumuskan tujuan kurikulum dan tujuan pembelajaran. Taksonomi tujuan terdiri dari matra kognitif, afektif, dan psikomotor.
  11. REFLEKSI TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
    • Setelah kita mengetahui apa itu hakikat belajar dan hakikat pembelajaran, maka selanjutnya yang harus kita capai adalah tujuan belajar dan pembelajaran yang dilakukan oleh kita itu apa. Tujuan belajar dan pembelajaran disini merupakan instrumen proses penilaian hasil pembelajaran, membimbing siswa belajar, merancang sistem pembelajaran, komunikasi dengan guru lain, mengontrol pelaksanaan dan keberhasilan program pembelajaran serta menentukan isi pelajaran dan metode mengajar. Sebab dalam proses pembelajaran harus ada timbal balik antara guru dengan muridnya, seperti contoh pemberian nilai tingkat kecerdasan anak didiknya. Ini merupakan elemen yang sangat penting, jika tidak seperti itu maka anak didik yang sudah menuntut ilmu tinggi akan terbuang percuma hasil belajarnya tersebut.
  12. DASAR PEMBELAJARAN
    • Asas-asas belajar terdiri dari tujuan belajar, motivasi belajar (suasana lingkungan kelas, keterlibatan langsung kelas, menjamin keberhasilan), umpan balik hasil belajar, transfer hasil belajar. Upaya pelaksanaan aktivitas pembelajaran diantaranya pembelajaran dalam kelas, pembelajaran sekolah masyarakat, pembelajaran dengan pendekatan CBSA.
    • Perbedaan individual berdasarkan kecerdasan, bakat, keadaan jasmani, penyesuaian sosial dan emosional, keadaan keluarga, prestasi belajar. Upaya pendayagunaan latihan dalam pembelajaran : ulangan, latihan otomatis, review, practice, review dan practice. Manfaat mempelajari lingkungan masyarakat yaitu latihan berpikir ilmiah berdasarkan fakta. Upaya pembelajaran berdasarkan lingkungan yaitu membawa lingkungan ke dalam kelas dan membawa siswa ke masyarakat.
  13. REFLEKSI DASAR PEMBELAJARAN
    • Dasar pembelajaran merupakan pedoman dasar kita dalam menerapkan pembelajaran kepada anak didik kita sebab individu/ anak didik yang kita ajar memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Disini kita dilatih agar dalam menerapkan metode pembelajaran tidak salh pilih, jika sudah salah pilih maka pembelajaran akan sangat tidak karuan. Dasar pembelajaran lebih menekankan kita agar supaya kita sebagai pendidik mengetahui kepribadian serta tingkat kecerdasan masing-masing anak didik kita. Jika kita telah mengetahui apa yang harus dilakukan kepada anak didik kita dalam setiap pertemuan dikelas, maka kita telah mencapai satu tingkat proses pembelajaran yaitu dasar pembelajaran.
  14. MOTIVASI BELAJAR
    • Motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Komponen-komponen motivasi komponen dalam yakni perubahan dalam diri seseorang, keadaan merasa tidak puas, ketegangan psikologis; komponen luar yakni keinginan dan tujuan yang mengarahkan perbuatan seseorang. Analisis motivasi antara kebutuhan - motivasi - perbuatan atau tingkah laku, tujuan dan kepuasan terdapat kaitan yang erat. Fungsi motivasi antara lain mendorong timbulnya tingkah laku, sebagai pengarah, sebagai penggerak. Pendekatan jenis motivasi yakni pendekatan kebutuhan, fungsional, dan deskriptif.
    • Upaya meningkatkan motivasi belajar yakni menggerakkan motivasi, pemberian harapan, pemberian insentif, pengaturan tingkah laku siswa. Prinsip untuk mendorong motivasi belajar pemberian pujian, kepuasan kebutuhan psikologis, instrinsik, penguatan, penjalaran, pemahaman atas tujuan, tugas yang dibebankan oleh diri sendiri.
  15. REFLEKSI MOTIVASI BELAJAR
    • Motivasi belajar merupakan suatu reaksi bathin yang timbul secara spontanitas dari dalam diri sendiri untuk mencapai suatu tujuan yang telah direncanakan sebelumnya atau cita-cita yang belum tercapai. Memang sangat berat untuk menumbuhkan kembali motivasi belajar jika sudah tidak ada dan timbul secara alamim dalam diri siswa yang bersangkutan. Dalam motivasi belajar terdapat komponen-komponen motivasi, fungsi motivasi, pendekatan - pendekatan motivasi, upaya meningkatkan motivasi belajar serta prinsip motivasi belajar. Jika semuanya telah ada, maka belajarpun akan lebih berwarna dan akan tercapailah cita-cita yang diinginkannya.
  16. PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN
    • Konsep pengajaran yakni pengajaran sama artinya dengan kegiatan mengajar, pengajaran merupakan interaksi mengajar dan belajar, pengajaran sebagai suatu sistem. Pendekatan sistem pembelajaran sesuai dengan psikologi belajar sistematik, meliputi aspek filosofis dan proses dengan ciri sebagai proses pembelajaran dan menggunakan metode untuk merancang sistem serta mengikuti pola pikir tertentu. Model pembelajaran antara lain model interaksi sosial, model proses informasi, model personal, model modifikasi tingkah laku.
    • Bentuk strategi pembelajaran antara lain belajar penerimaan atau proses informasi dengan strategi ekspositif, belajar penemuan atau proses pengalaman dengan strategi inquirydiscovery, belajar penguasaan berdasarkan pendekatan kelompok dengan strategi belajar tuntas, pembelajaran terpadu berdasarkan pendekatan integrasi dengan strategi pengajaran unit.
  17. REFLEKSI PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN
    • Pendekatan dalam pembelajaran yang dilakukan oleh seorang pendidik harus sesuai dengan psikologi belajar sistematik anak yang meliputi aspek filosofis dan proses dengan ciri sebagai proses pembelajaran dan menggunakan metode untuk merancang sistem serta mengikuti pola pikir tertentu dan memakai model-model tertentu dalm proses pendektannya. Secara singkatnya, pendekatan dalam pembelajaran menitikberatkan kepada apa yang harus dilakukan pendidik kepada anak didiknya sesuai dengn aturan yang tidak berasal dari tinjauan keseharian anak didiknya tersebut. Jika mungkin dipaksakan diterapkan pun pendekatan ini tidak akan berjalan lancar sebab tidak melihat perkembangan anak tersebut.
  18. PENDEKATAN CBSA DALAM PEMBELAJARAN
    • Cara Belajar Siswa Aktif adalah pendekatan dalam pembelajaran yang menitikberatkan keaktifan siswa secara fisik, mental, intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan matra kognitif, afektif, dan psikomotor, yang merupakan inti kegiatan belajar. Kadar CBSA ditandai keaktifan dan keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar dilihat dari segi masukan, proses, dan produk. Penerapan CBSA dalam pembelajaran yakni pemanfaatan waktu luang, pembelajaran individual, belajar kelompok, bertanya jawab, belajar belajar mandiri, pengajaran unit.
    • Kebaikan CBSA antara lain siswa mengemukakan pendapat, keterlibatan mental, peran guru sebagai fasilitator, belajar dengan pengalaman langsung, variasi bentuk dan alat pembelajaran, kualitas interaksi antar siswa. Kelemahan CBSA menurunnya CBSA pada siswa, metode kurang bervariasi, kemampuan guru masih kurang, kurangnya bacaan. Kemampuan dalam keterampilan proses yakni mengamati, mengklasifikasikan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian, mengkomunikasikan.
  19. REFLEKSI PENDEKATAN CBSA DALAM PEMBELAJARAN
    • Cara Belajar Siswa Aktif yang lebih dikenal dengan CBSA memiliki beberapa cara dalam melakukan pendekatan terhadap anak didiknya. Pendekatan CBSA dalam pembelajaran merupakan pendekatan yang dilakukan oleh pendidik kepada anak didiknya dalam proses pembelajaran yang menitikberatkan keaktifan siswa secara fisik, mental, intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan matra kognitif, afektif, dan psikomotor yang merupakan inti dari kegiatan belajar. Sekarang pendekatan inilah yang efektif dipakai oleh hampir seluruh pendidik di Nusantara karena pendekatan inilah yang merangsang keaktifan belajar siswa dikelas agar lebih aktif dalam menanggapi materi yang disampaikan. Adapun keunggulan dan kelemahan pendekatan ini, tetapi mungkin sudah tidak dihiraukan lagi.
  20. EVALUASI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
    • Penilaian meliputi tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, penilaian hasil belajar. Penilaian merupakan upaya memeriksa sejauh mana siswa mencapai tujuan pendidikan dan memenuhi syarat validitas, reliabilitas, objektivitas, efisien dan praktis. Tujuan evaluasi memberikan informasi tentang kemajuan siswa, pembinaan kegiatan belajar, menetapkan kemampuan dan kesulitan, mendorong motivasi belajar, membantu perkembangan tingkah laku dan membimbing.
    • Prosedur hasil belajar persiapan kisi - kisi alat uji, menyusun alat ukur berdasarkan pola penilaian dengan tes atau bukan tes. Jenis pelaksanaan penilaian evaluasi sumatif, formatif, reflektif dan kombinasi pelaksanaan evaluasi. Sasaran evaluasi hasil pembelajaran adalah tujuan pembelajaran, unsur dinamis pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan kurikulum/ GBPP. Evaluasi berfungsi untuk pengembangan program, perencanaan dan pengembangan kurikulum, akreditasi program dan kelembagaan.
  21. REFLEKSI EVALUASI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
    • Di akhir proses pembelajaran haruslah diadakan evaluasi atau penilaian untuk mengukur bagaimana kemajuan siswa dikelas, pembinaan kegiatan belajar, menetapkan kemampuan dan kesulitan, mendorong motivasi belajar siswa, membantu perkembangan tingkah laku dan membimbing. Selain itu, evaluasi merupakan upaya memeriksa sejauh mana siswa mencapai tujuan pendidikan dan memenuhi syarat validitas, reliabilitas, objektivitas, efisien dan praktis dari pendidik. Jika semua itu telah dilaksanakn dengan baik dan benar serta telah memenuhi standar yang telah ditentukan, maka selanjutnya pendidik dapat mengembangkan program yang kurang baik atau tidak dipakai sebelumnya, merencanakan dan mengembangkan kurikulum, serta melakukan akreditasi program dan kelembagaan. Itulah yang harus dicapai semuanya oleh pendidik dalam mensukseskan proses pembelajaran.